Senin, 07 Desember 2015

Prologue


       Ya inilah aku yang selalu tersenyum apabila dilihat dari perspektif yang benar. Namun kamu akan mendapati diriku yang bersedih jika kau melihat dunia ini dengan cara yang terbalik.

       Kamu bisa menemuiku di dalam hiruk pikuk manusia yang saling bertukar barang. Tapi ingat, janganlah sekali-kali kau menemuiku jika hijaunya rumput masih menyerupai diriku. Karena tak akan ada kesan manis yang akan kau dapatkan pada saat perjumpaan kita. Ya itulah aku.

      Aku merupakan idola bagi mereka-mereka yang bernafas dan mengidolakanku. Tak masalah buatku bila mereka semua buruk rupa dan sering menjadi bahan ejekan di masyarakat luas. Buatku mereka lah yang paling bisa menikmatiku sampai klimaks tanpa ada satu patah kata keluhan pun yang terucap.

       Kenikmatan yang kumaksud ini berawal ketika ia melucuti pakaianku secara perlahan. Tak ada kata lain selain kepasrahan yang bisa menggambarkan diriku pada saat itu. Ya, kuserahkan jiwaku seluruhnya kepada dia yang mulai menempelkan bibirnya kepadaku. Pandangan ini mulai meredup ketika lidah mulai menari dan air liur membasahi diriku, ditambah lagi dengan gigitan-gigitan kecil yang menurutku cukup nakal.
 

      Seiring berjalannya waktu ia telah berhasil melumatku sampai habis sehabis-habisnya. Jika kau melihat diriku pada saat itu, maka kini aku berada di dalam kegelapan menuju yang paling dalam sampai pada saatnya nanti aku melihat cahaya terang dan aku keluar melalui celah sempit seraya berharap akan memberikan kepuasan tertinggi kepada dirinya yg telah mencumbuku. Dan kini telah meninggalkanku.

      Satu hal yang kusesali, setelah kejadian tersebut diriku kini tak lagi sekuat dan segagah pada saat awal pertemuan. Kini diriku lemah dan tak menarik. Sedikit tekanan akan menghancurkan diriku. Sampai pada suatu peristiwa ketika air berarus deras membawa diriku hanyut bersama dengan kenangan singkat yang kumiliki.

      Ah sudahlah, mengingat kejadian itu semua hanya akan menyakiti jantungku yang tergantung. Kepada kau yang membaca kisahku ini, temuilah diriku ketika terangnya batara surya dipagi hari menyerupai diriku. Aku ingin mengulang kisahku ini bersamamu.
       Oh iya, jika kau belum mengetahui siapa diriku. Maka…. Ya benar. Aku lah buah pisang yang sedang mencurahkan isi hatiku. (Semarang, 2013 Masehi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar