Ya inilah aku yang selalu tersenyum apabila dilihat dari perspektif
yang benar. Namun kamu akan mendapati diriku yang bersedih jika kau melihat
dunia ini dengan cara yang terbalik.
Kamu bisa menemuiku di dalam hiruk pikuk manusia yang saling bertukar barang. Tapi ingat, janganlah sekali-kali kau menemuiku jika hijaunya rumput masih menyerupai diriku. Karena tak akan ada kesan manis yang akan kau dapatkan pada saat perjumpaan kita. Ya itulah aku.
Aku merupakan
idola bagi mereka-mereka yang bernafas dan mengidolakanku. Tak masalah buatku
bila mereka semua buruk rupa dan sering menjadi bahan ejekan di masyarakat
luas. Buatku mereka lah yang paling bisa menikmatiku sampai klimaks tanpa ada
satu patah kata keluhan pun yang terucap.
Kenikmatan yang
kumaksud ini berawal ketika ia melucuti pakaianku secara perlahan. Tak ada kata
lain selain kepasrahan yang bisa menggambarkan diriku pada saat itu. Ya,
kuserahkan jiwaku seluruhnya kepada dia yang mulai menempelkan bibirnya
kepadaku. Pandangan ini mulai meredup ketika lidah mulai menari dan air liur
membasahi diriku, ditambah lagi dengan gigitan-gigitan kecil yang menurutku
cukup nakal.
Seiring
berjalannya waktu ia telah berhasil melumatku sampai habis sehabis-habisnya.
Jika kau melihat diriku pada saat itu, maka kini aku berada di dalam kegelapan
menuju yang paling dalam sampai pada saatnya nanti aku melihat cahaya terang
dan aku keluar melalui celah sempit seraya berharap akan memberikan kepuasan
tertinggi kepada dirinya yg telah mencumbuku. Dan kini telah meninggalkanku.
Satu hal yang
kusesali, setelah kejadian tersebut diriku kini tak lagi sekuat dan segagah
pada saat awal pertemuan. Kini diriku lemah dan tak menarik. Sedikit tekanan
akan menghancurkan diriku. Sampai pada suatu peristiwa ketika air berarus deras
membawa diriku hanyut bersama dengan kenangan singkat yang kumiliki.
Ah sudahlah,
mengingat kejadian itu semua hanya akan menyakiti jantungku yang tergantung.
Kepada kau yang membaca kisahku ini, temuilah diriku ketika terangnya batara
surya dipagi hari menyerupai diriku. Aku ingin mengulang kisahku ini bersamamu.
Oh
iya, jika kau belum mengetahui siapa diriku. Maka…. Ya benar. Aku lah buah
pisang yang sedang mencurahkan isi hatiku. (Semarang, 2013 Masehi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar