Di setiap paginya
diriku lah yang selalu engkau temui untuk meminta persetujuan tentang dirimu
yang selalu kukagumi. Pada dasarnya pemikiran kami sama, hanya saja aku melihat
dirinya dari perspektif yang berlawanan arah. Untuk apa? Untuk saling
melengkapi tentunya.
Hanya
anggukan dan senyuman saja yang bisa kulakukan ketika dirinya telah siap untuk
menjalani kehidupan lainnya diluar sana. Tak ada yang bisa kulakukan ketika ia
pergi. Sendiri, dingin, dan tak ada satu kata pun yang bisa kuucapkan. Mengapa
begitu? Ya karena aku ini bisu.
Langit
mulai merona jingga. Burung gagak hitam saling bersautan seakan memberi tanda
kepada gagak yang belakang untuk mengurangi kecepatannya dikarenakan ada
pesawat yang ingin menyebrang.
Bersamaan
dengan kumandang adzan magrib, terdengar suara pintu pertanda dirinya datang.
Tak sabar diriku ingin melihatnya. Ya, kudapati ia menemuiku dengan raut muka
yang lelah dan tampak tak bergairah. Kurasa ini akibat ulah setan jalanan yang
menari-nari ditengah kepulan asap kendaraan bermotor yang membuat siapa saja
yang menghirupnya akan lepas kendali, serasa ingin memaki, seraya mendahului
kendaraan yang ada di depannya.
Walau
tak terlalu ceria raut wajahnya saat menemuiku, tetap kuterima dia apa adanya.
Tak perlu ku kritik tentangnya, cukup dengan diam dan memerhatikan raut
wajahnya kukira cukup untuk menunjukan rasa empatiku.
Sepuluh
menit berlalu, ia masih berada dihadapanku, kini ia terlihat seperti sedang
memikirkan sesuatu. Tapi tak satu kata pun terucap dan terbagi kepadaku. Diriku
mulai gelisah ketika raut wajahnya menjadi merah padam. Kepanikanku semakin
menjadi-jadi ketika melihat nafasnya mulai tak beraturan. Ya, kegelisahan dan
kepanikanku pun terjawab bersamaan dengan kepalan tangannya yang diarahkan
kepadaku. Pandanganku terhadapnya menjadi kabur dan terbagi ketika kusadari
kini diriku tergeletak di lantai.
Setelah
itu ia pergi meninggalkanku begitu saja. Belakangan aku ketahui ia tengah emosi
karena sesampainya dirumah ia mendapati anjingnya mati diracun tetangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar